PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


17 AGUSTUS 1945

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Setelah sekian lamanya berada di dalam belenggu penjajahan, pada tanggal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia dengan PROKLAMASI menyatakan dirinya bangsa yang merdeka. Proklamasi kemerdekaan Indonesia itu dilakukan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan penuh tekad dan keyakinan, dilandasi dan dijiwai oleh suatu cita-cita luhur, sebagaimana dirumuskan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 :
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu, sebelumnya didahului pembahasan rancangan Dasar Negara dan Hukum Dasar Negara oleh 68 orang anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI, Dokuritsu Zyunbi Cosakai) yang bersidang antara tanggal 28 Mei-1 Juni 1945 dan antara tanggal 10-17 Juli 1945. Para anggota BPUPKI ini diangkat dari tokoh-tokoh yang berdiam dalam daerah kekuasaan Tentara XVI Jawa-Madura. Dalam sidang pertama yang membahas dasar negara antara tanggal 28 Mei-1 Juni 1945 masih timbul perbedaan pendapat antara apa yang kemudian disebut sebagai “golongan Islam” dan “golongan kebangsaan”. Perbedaan itu memerlukan penyelesaian secara mendasar. Oleh karena itu, walaupun sesungguhnya antara tanggal 2 Juni-9 Juli 1945, BPUPKI secara resmi sedang dalam masa reses, namun 38 orang anggota BPUPKI yang berada di Jakarta melanjutkan sidang-sidangnya dan kemudian berhasil merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar, dan dilaporkan secara resmi kepada sidang BPUPKI berikutnya. Rancangan Pembukaan—yang kemudian disebut sebagai “Piagam Jakarta”—selanjutnya dibahas bersama dengan pasal-pasal Batang Tubuh Undang-Undang Dasar.
Hasil kesepakatan sidang-sidang BPUPKI ini dibahas lagi dan diputuskan 27 orang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Dokuritsu Zyunbi Iinkai) yang bersidang setelah Proklamasi Kemerdekaan, yaitu antara tanggal 18-22 Agustus 1945. Dalam tubuh PPKI ini telah termasuk utusan-utusan dari daerah kekuasaan Tentara XXV/Sumatera dan dari daerah kekuasaan Angkatan Laut (Borneo dan Indonesia Timur).
Setelah mengalami berbagai perubahan, Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar, dapatlah dibentuk Pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian mengangkat gubernur-gubernur serta menetapkan kebijaksanaan dalam negeri maupun kebijaksanaan luar negeri.

18 AGUSTUS 1945

PENETAPAN UNDANG-UNDANG DASAR SERTA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN R.I.
Sehari sesudah Proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945, PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA yang dibentuk pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam sidangnya yang pertama menetapkan tiga buah keputusan yang sangat penting bagi kehidupan negara, yaitu :
1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar RI, yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat, pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
Rancangan UUD itu sendiri sebenarnya merupakan hasil karya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Jumbi Cosakai), sebuah badan yang terbentuk pada tanggal 29 April 1945 dan diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 dan beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Pada masa sidang kedua anggotanya ditambah dengan 6 orang sehingga jumlah anggotanya menjadi 68 orang.
Dalam sidangnya yang pertama, pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, badan ini membahas asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka. Salah satu pidato penting dalam sidang pertama ini diucapkan oleh Anggota Ir. Soekarno yang menyarankan lima dasar negara dengan nama PANCASILA. Seluruh saran para anggota dalam sidang pertama ini dibahas dalam masa reses dan pada tanggal 22 Juni 1945 disepakati rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam sidangnya yang kedua, pada tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan UUD. Setelah mengalami perubahan-perubahan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, rancangan inilah yang kemudian disahkan dan ditetapkan sebagai UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan terakhir Pancasila sebagaimana yang berlaku sekarang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam sidangnya yang diselenggarakan pada hari kedua, 19 Agustus 1945, PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA mengambil dua buah keputusan lagi :
1. Penetapan 12 (dua belas) Kementerian dalam lingkungan Pemerintah, yaitu Kementrian-kementrian : Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Keamanan Rakyat, Penerangan, Perhubungan, dan Pekerjaan Umum.
2. Pembagian daerah Republik Indonesia dalam 8 (delapan) propinsi, yaitu : Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

22 AGUSTUS 1945

PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL, PARTAI NASIONAL INDONESIA, DAN BADAN KEAMANAN RAKYAT
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 mengambil keputusan membentuk :
1. Komite Nasional
2. Partai Nasional Indonesia
3. Badan Keamanan Rakyat
Komite Nasional yang dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta, dimaksudkan sebagai “penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat”.
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diresmikan dan anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
Partai Nasional Indonesia pada waktu itu dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia. Tetapi kemudian dengan Maklumat tanggal 31 Agustus diputuskan bahwa gerakan dan persiapan Partai Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke dalam Komite Nasional. Semenjak itu gagasan satu partai ini tidak pernah dihidupkan lagi.
Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari pada Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang merupakan induk organisasi yang ditunjukan untuk memelihara keselamatan masyarakat.
Pembentukan BKR dan bukan tentara dimaksudkan oleh para pemimpin pada waktu itu untuk tidak membangkitkan permusuhan dari kekuatan-kekuatan asing yang pada waktu itu ada di Indonesia. Ke dalam BKR itulah terhimpun bekas anggota-anggota Peta, Heiho, Keisatsuatai (Polisi), Seinendan, Keibodan, dan lain-lain. Bersamaan dengan itu dibentuk pula BKR-Laut.
Sementara itu sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 para pemuda mengorganisasikan dirinya dalam berbagai badan perjuangan untuk membela kemerdekaan. Di Jakarta berbagai badan perjuangan itu dikoordinasi oleh sebuah panitia aksi yang bermarkas di Jalan Menteng Raya 31. Dalam waktu singkat di berbagai tempat di Indonesia telah terbentuk badan-badan perjuangan seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Pemuda Republik Indonesia di Aceh, Pemuda Republik Indonesia Andalas di Sumatera Utara, Pemuda Andalas di Sumatera Barat, Hisbullah dan Sabilillah, Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia, dan masih banyak lagi.
Di Jawa telah terbentuk pula berbagai organisasi pemuda dari daerah luar Jawa yang berada di Pulau Jawa seperti Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), dan lain-lain.

29 AGUSTUS 1945

RAKYAT INDONESIA DI PULAU SUMATERA MENDUKUNG PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Proklamasi Kemerdekaan yang diucapkan oleh Ir. Soekarno pada suatu upacara sederhana tanggal 17 Agustus 1945 pagi, berdasar naskah yang disiapkan bersama Drs. Mohammad Hatta, tidaklah disiarkan secara langsung kepada umum. Penyebarluasan berita proklamasi tersebut dilakukan kemudian dengan berbagai cara baik secara rahasia oleh tenaga Indonesia yang bekerja pada kantor berita Jepang Domei, maupun melalui para anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kembali ke daerah asalnya masing-masing. Oleh karena itu, terdapat jarak waktu antara disiarkannya berita proklamasi dengan reaksi masyarakat terhadapnya.
Hampir bersamaan dengan terbentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di bawah pimpinan Dr. Radjiman Wedyoningrat di Pulau Jawa, di pulau Sumatera juga telah dibentuk badan sejenis di bawah pimpinan Moehammad Sjafei, pimpinan lembaga pendidikan INS di Kayutanam, Sumatera Barat. Setelah mengetahui proklamasi kemerdekaan itu, untuk mendapatkan dukungan, Sjafei berunding dengan tokoh-tokoh pimpinan masyarakat setempat seperti dengan Dr. Rasjidin, Chatib Sulaiman serta Anwar Sutan Saidi. Ia juga berunding dengan pimpinan balatentara Jepang di Sumatera, untuk memastikan agar setidak-tidaknya mereka akan bersikap netral. Setelah segala sesuatunya dirasanya beres, pada tanggal 29 Agustus 1945 Sjafei mengumumkan dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


Arsitektur Tradisional - Rumah Adat Masyarakat Belitung (Belitong/Biliton)

Kehidupan masa kini Belitong adalah bagian dari masa lalunya, sejarah telah mengantarkannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kebudayaan yang lebih luas. Kebudayaan masa lalunya; adanya kerajaan yang berdaulat, oleh raja yang memimpin rakyatnya dengan arif dan bijak selama turun-temurun.

Itu memaknai bahwa sistim kepemimpinannya memakai garis-garis haluan hukum yang adil hingga kemudian tatanan kebudayaan dan peradaban itu dirusak oleh penjajah Belanda yang ingin menguasai kekayaan timahnya. Peradaban Melayu Belitong yang tercermin dalam peninggalan sejarah serta yang tertanam dalam pemikiran dan kesahajaan masyarakatnya; bahasa, rumah, matapencaharian, pemeliharaan hutan, tradisi ritual, kerukunan, dan lain sebagainya merupakan cermin dari sejarah masa lalunya yang arif.

Pengetahuan ini tentu belum menjadi milik umum Bebarapa bagian tulisan yang diturunkan lewat media ini adalah substansi dari sejarah yang pernah ada dan kini masih tersimpan dalam ingatan para sepuh dan manuskrif yang pernah ditulis pada tahun 1937 oleh pendahulu mereka yaitu K.A. Haji Abdul Hamid, karenanya Penulis amat berterima kasih sedalamnya kepada seluruh keluarga besar Kerukunan Keluarga Cakraningrat, serta ketua Sepuh Adat Keluarga Besar Cakraninggrat, Datuk Mpu K.A. Idris Alie.

Rumah adat merupakan identifikasi mutlak sebagai sebuah perwujudan identitas budaya dan kebudayaan sebuah bangsa; etnik yang menempati sebuah kawasan yang mempunyai garis tegas tentang perangkat adat untuk mengatur wilayah adatnya. Maka rumah adat bukan hanya sebagai perangkat pemersatu; tempat bertemu, membahas segala persoalan yang menyangkut tentang kehidupan baca berkebudayaan; norma, hukum, ekonomi, politik, kesenian, bahkan adat istiadat atau tradisi keseharian, bahkan menyangkut hal yang bersipat insidentil seremonial.

Tetapi lebih daripada semua itu, ia sebagai tempat sublimasi bagi generasi muda; pada masa lampau semua tentang pengajaran agama di ajarkan di sana. Rumah adat seperti yang diidentifikasikan tersebut sudah pernah ada di wilayah adat Belitong. Rumah adat tersebut dibangun oleh para kepala adat wilayah Belitong yaitu para Depati yang memerintah pada tiap-tiap zamannya.

Seperti kita ketahui bahwa pemerintahan yang pertama di Belitong ada di kawasan Balok (Belantu) yang di kenal dengan Kerajaan Balok Lamak, pemerintahan di kawasan itu di perintah oleh Kiai Mas'ud atau dikenal juga dengan sebutan Kiai Gegedeh Ya'kob yang merupakan keturunan langsung Bupati Mataram pertama (Kiai Gede Pamanahan 1546-1582) yaitu Kiai Mas'ud atau sebagai Depati Cakraningrat I (pertama) dan kemudian menurunkan trah sampai kepada Depati cakraningrat ke IX (Depati yang memerintah di Kota Tanjung Pandan mulai dari Depati Rahad sebagai Depati Cakraningrat ke VIII hingga Depati Endek sebagai Depati terakhir atau ke X) Rumah adat tersebut selalu dibangun tidak jauh dari rumah tinggal Depati yang memerintah pada masanya.

Karenanya di masa-masa terakhir pemerintahan para depati Cakraninggrat atau sebelum peran Depati selaku pimpinan yang berperan secara adat "dilenyapkan" oleh pemerintah Kolonial Belanda, rumah adat yang terakhir tersebut ada di jantung kota Tanjung Pandan berdiri di dekat mesjid Jami' Kota Tanjung Pandan dengan sebutan Rumah Gede.

Rumah Gede tersebut setelah ketiadaan pemerintahan Depati (pemerintahan yang diatur secara adat menurut aturan kerajaan yang turun temurun) Maka pemerintah Belanda mengangkat orang yang dianggap bisa diarahkan dan dikendalikan oleh Penguasa Belanda (sejak pemerintahan Depati K.A. Rahad, Trah keluarga Kerajaan sempat dipinggirkan oleh Belanda dengan politik adu domba yang dikenal dengan sebutan Devide Et Invera dan Depati K.A. Rahad tidak mendapat mengakuan oleh Belanda.

Pada tahun 1826 belanda menempatkan Pangeran Syarif Hasyim dari Palembang. Pemberontakan meletus dan Pangeran Syarif Hasyim meningal dunia, kemudian tahun 1837 Belitung di pimpin oleh Mas Agus Asik dari Pulau Lepar sampai tahun 1838 dan kemudian kekuasaan diserahkan kembali kepada Depati Rahad dan ia baru dilantik dengan gelar Cakraninggrat ke VIII pada 1juli 1838 hingga meninggal dunia tahun 1854.kedian digantikan oleh adiknya K.A. Mohamad Saleh Untuk mengurangi pengaruh Depati terhadap rakyatnya, pada tahun 1873 pangkat Depati dihapus oleh Belanda.

Sedang pada tahun 1879 hingga tahun 1890, pangkat Depati diadakan kembali oleh Belanda dan Belanda mengangkat K.A. Endek yaitu keponakan yang juga menantu dari K.A. Mohamad Saleh dengan gelarDepati Cakraningrat ke X. gelar ini tidak diakui oleh rakyat karena pemberian Belanda) Rumah Adat Masa Lalu Pada masa kolonial Belanda, peran rumah adat di Belitong menjadi kurang berfungsi karena campur tangan Belanda dalam menentukan kebijakan Depati selaku pemegang keputusan adat terhadap rakyatnya bahkan Belanda serlalu campur tangan dalam menentukan Kekuasaan Depati; hingga keputusan depati selalu tidak dibahas diam-diam tidak di rumah adat. (Perlu ditegaskan hukum adat, adalah hukum yang juga mencakup hal ihkwal keseharian, seperti tradisi perniagaan, pertanian, mengolah hasil alam; hutan dan pertambangan timah) sudah dikacaukan oleh Belanda karena Belanda menginginkan keuntungan secara ekonomi.

Sedang perihal adat yang menyangkut tradisi ritual seperti memang tidak dicampuri oleh Belanda, seperti adat perkawinan dan perayaannya atau begawai, adat selamatan anak yang lahir, adat selamatan kampong, adat selamatan tahun. Rumah adat atau Rumah Gede tersebut sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena Belanda telah mengintervensi segala kebijakan Depati yang di akui oleh rakyatnya dengan berpegang pada adat, yaitu hukum tradisi sejak kerajaan pertama didirikan.Tetapi rumah adat yang ada di kota Tanjung Pandan tetap berdiri hingga akhir tahun 1950.

Fungsi rumah adat atau rumah gede tersebut setelah era kemerdekaan hanya dimanfaatkan sebagai tempat mengaji atau belajar membaca alquran oleh masyarakat setempat. Kemudian musnah dikarenakan tidak adanya lagi perhatian, baik dari pihak pemerintah maupun pihak keluarga Depati. Fungsi esensial rumah adat di zaman Belanda sudah ditiadakan, seiring dengan peran Depati yang sudah dipinggirkan oleh Belanda.

Tetapi rumah adat sebagai alat pemersatu tempat para tetua bermusayawarah dan mufakat, tempat kesenian digelar, tempat bermacam tradisi adat digelar, tentu tidak terkikis habis dalam pikiran tiap anak negeri Belitong. Karena itu sebagai anak negeri yang merdeka dari kungkungan penjajah, anak negeri yang mau membangun dan memfungsikan Rumah Adat itu kembali guna disesuaikan dengan kebutuhan masa kini, perlu kita dukung dengan sepenuh hati. karena ia tidak hanya sebagai simbol sebuah eksistensi sebuah negeri yang beradat tapi lebih dari itu, sebagai barometer kedepan; bahwa spirit anak negeri tidak semata dibangun dengan materi sebagaimana yang di anut oleh paham hedonisme masa kini.

Fungsi rumah adat Belitong untuk masa kini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan kebudayaan saat ini. antara lain tidak hanya sebagai simbolisasi kenegerian (bahwa wilayah Belitong adalah wilayah adat yang otonom, pernah ada kerajaan dan pemerintahan yang pada masanya ada hukum adat yang mengatur segala norma kehidupan atau penghidupan masyarakatnya) tetapi juga rumah adat tersebut akan berfungsi sebagai objek studi, wisata, rumah pergelaran kesenian, pergelaran adat tradisi, bahkan sebagai rumah duta di mana para sesepuh adat; pemimpin negeri, penghulu adat, pemangku adat dari luar wilayah adat dapat saling bersitalurahim dengan takzim.

Sebagai objek studi dan wisata, tentu kita akan mendapat gambaran yang realistis tentang sejarah yang pernah ada, sementara yang sudah tertanam di dalam pemikiran sebagian masyarakat bahwa sejarah Belitong hanya ada tergolek pada benda-benda sejarah di museum kota Tanjung Pandan dan museum Badau. Tentu itu hanya sebagian kecil dari pernak-pernik sejarah. Bagaimana sejarah lainnya, seperti tradisi pemerintahannya dari masa ke masa, tradisi keseniannya, tradisi adat istiadat lainnya.

Replikasi dan pergelaran yang menyangkut hal ikhwal kebudayaan tersebut bisa di gelar di rumah adat tersebut. Spirit Rumah Adat Membangun rumah adat yang refresentatif tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan meski pemerintah memberikan dukungan penuh karena rumah adat erat kaitannya dengan masa lalu yang sudah menjadi sejarah, bukan saja sejarah adatnya tapi juga peran dari para keluarga depati selaku pewaris pelaksana adat sebagaimana yang telah diturunkan oleh para nenek moyang terdahulu.

Dan tak kalah pentingnya adalah bahwa masyarakat mesti menerima ini sebagai sebuah kekayaan negeri, sebuah eksotisme yang tak dimiliki wilayah lain; bahwa Belitong merupakan sebuah wilayah yang bersatu secara adat; bahasa melayu Belitong yang sampai kini tetap terjaga di hampir setiap sudut manapun di wilayah Belitong, kerukunan masyarakat, kemufakatan antarwilayah, masyarakat yang rendah hati, kearifan lokal terhadap lingkungan alam. (Pembabatan hutanoleh pengusaha adalah cerita lain yang tak terpungkiri) sebagai rakyat asli akan berpikir seribu kali untuk menghianati kearifan lokal, kecuali ia betul-betul penghianat dan tak tahu adat!

Eksotisme yang telah tumbuh secara adat turun temurun; tradisi lokal begalor, bertani, melaut, berburu, bebanjor, nirok, nanggok, dan mengekploitasi hasil hutan, setidaknya kini masih ada dalam sisa ingatan orang-orang Belitong moderen tetapi masih dilakukan sebagian masyarakat di desa-desa tradisional Belitong. Kearifan lokal, eksotisme adat, bahasa melayu Belitong; adalah spirit yang terbangun sejak kerajaan dengan pemimpinnya yang bijak. Ketentraman Belitong akan selalu terjaga jika tidak dirusak oleh orang-orang yang tahu adat Belitong.

Perlu dicatat kerendahhatian Masyarakat Belitong terhadap siapa pun, orang manapun. adalah cerminan dari turunan terdahulu. (sejarah mengingatkan; masuknya Kiai Mas'ud atau Kiai Gegedeh Ya'kob dari Kerajaan Mataram abad ke 15 dan kemudian menaklukan kerajaan kecil yang masih menganut hindu di Belitong) bukan semata ia haus kekuasaan tapi lebih dikarenakan ia hanya ingin hidup tentram bersama rakyatnya! Akar ketentraman adalah kearifan.

Karenanya selama pemerintahan turunan Cakraningrat di Belitong tidak pernah terjadi pertumpahan darah karena perebutan kekuasaan dan penghianatan. Kecuali adanya hegemoni dari pihak luar sekitar tahun 1755 (masuknya Tengku Akil dari kerajaan Siak untuk menguasai Belitong dan kemudian membunuh Raja K.A. Mohamad Hatam atau Cakraninggrat ke VII yang berkedudukan di Hulu Sungai Cerucuk) hingga kemudian anaknya K.A Rahad meski membuat pertahanan di muara Suangai Cerucuk dan mendirikan kerajaan baru yang kini menjadi kota TanjungPandan.

Sebuah rumah adat mesti memiliki aura atau ruh yang menjaga keagungan dan keanggunannya baik secara fungsional maupun visional. Dalam hal ini tentu tidak akan dibangun hanya semata berdasarkan pada keinginan atau pemenuhan pada infrastruktur yang lazim sebagaimana kita membangun kebutuhan sarana publik karena ia memiliki semacan aura yang tegas!.Pada masa dulu munculnya aura ini karena ada wibawa raja dan kesetiaan rakyatnya. Maka sebuah rumah adat masa dulu sebagai sebuah rumah dimiliki secara komunal untuk kepentingan bersama dibawah aturan adat dan wibawa raja hingga rumah tersebut menjadi terjaga dan terpelihara.

Namun ketika kini akan diwujudkan dalam masa yang berbeda tetapi aura dan ruh yang akan tertanam teentu akan menjadi berbeda namun tingkat kecerdasan masyarakatlah yang akan mendukung aura tersebut bahwa mereka adalah pewaris dan pemelihara kekayaan eksotis tersebut. Hal itu tentu mesti memperhatikan spirit yang pernah ada bahkan hingga kini spirit itu masih tersimpan sebagai pusaka adat; baik itu yang bersipat pemikiran (keturunan dari pelaksana atau pemangku adat), materi (benda-benda pusaka), atau aturan adat (baik tertulis maupun lisan yang diwariskan secara turun temurun baik di masyarakat maupun di keluarga depati) Bentuk Fisik dan fungsi Rumah Adat Bentuk fisik rumah adat Belitong sangat sederhana, merupakan rumah Panggong; rumah yang ditopang tiang dengan bahan kayu pilihan terbaik. Kesemua bahan bangunan terbuat dari kayu sampai ke atapnya yang disebut dengan atap sirap bangunan terbagi menjadi tiga bagian; ruang teras, ruang tengah atau utama, ruang penyangga, dan ruang belakang.Ruang teras merupakan ruang publik; seperti layaknya ruang santai jadi hal-hal yang tidak begitu penting bisa dibicarakan di sini, bahkan ketika para petinggi kerajaan menonton pertunjukan di halaman Rumah Gede akan selalu duduk di sini.

Ruang utama adalah ruang besar yang bisa menampung banyak orang, tidak memilikisekat atau kamar, tetapi ada partisi artistic sebagai sekat sementara berguna untuk bersalin pakaian dan lain-lain.ruang utama ruang yang selalu terjaga. Ruang perantara selalu ada tangga di sisi kiri dan kanannya, dan ada air wudhu yang di tempatkan di dalam tempayan atau guci. Ruang ini bukan hanya sebagai penghubung antara ruang belakang dan ruang utama, tapi dipakai juga sebagai pintu darurat jika para tamu mau ke toilet karena secara adat kesopanan tidak diperkenankan melewati pintu depan. Pintu depan atau utama hanya boleh dipakai untuk datang dan pulang.

Dan ruang penyangga juga berfungsi sebagai ruang pengatur atau pengarah acara; antara keperluan para majelis yang sedang bermusyawarah di ruang utama dengan keperluan seperti pengaturan konsumsi di ruang belakang, karena makanan para majelis mesti aman dari berbagai ancaman dan keamanan. Ruang belakang merupakan tempat menyimpan semua perkakas keperluan rumah adat dan kepentingan majelis; misalnya rehal untuk meletakkan alquran, tikar untuk sholat,dan lain-lain,bahkan peralatan makan-minum, peralatan sirih pinang, Dan yang terakhir tentu saja toilet yang terletak terpisah dari bangunan utama, ia ada di belakangbangunan utama.

Halaman rumah adat relative lebih luas, selalu dipakai sebagai ruang pertunjukan, tempodulu pertunjukan yang digelar antara lain seperti pencaksilat, beripat rutan, beregong,becampak, musik gambus, tari-tarian, dan lain sebagainya.

Dambus (Alat Musik Tradisional Melayu Bangka)


Dambus, Alat Musik Tradisional Bangka
Dambus adalah salah satu jenis musik yang berkembang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari zaman dahulu kala. Sampai sekarang belum diketahui pasti Dambus ini sudah ada sejak tahun berapa. Yang pastinya masyarakat Bangka Belitung sudah bertahun-tahun mengenal alat musik yang satu ini. Alat musik dambus ini sering dipakai untuk upacara-upacara adat, tari-tarian, atau untuk sekedar hiburan. Tari-tarian yang ditarikan bernama "Dincak".

Alat musik yang satu ini dibuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang sering dipakai adalah kayu jenis meranti, tapi ada pula yang membuatnya dari kayu cempedak. Dambus ini memiliki 6 senar persis seperti gitar. Namun dambus ini menggunakan senar nylon, senar yang biasa dipakai orang-orang untuk memancing. Satu senarnya merupakan sepasang senar yang berdekatan. Sehingga senarnya ada sekitar 12 buah yang tiap-tiap satu senarnya dimainkan sepasang secara bersamaan.

Uniknya dari alat musik dambus ini adalah bagian kepala atau bagian ujung gagangnya. Umumnya berbentuk kepala rusa yang katanya merupakan binatang khas daerah ini dulunya. Namun ada juga yang kreatif mengganti kepala rusa tersebut dengan berbagai bentuk kepala binatang. Ada yang membuatnya dalam bentuk ular, ikan, dan lain-lain sesuai dengan selera pembuatnya atau sesuai dengan pesanan.

Alat musik ini sangat kental mengalunkan melodi-melodi melayunya. Sehingga siapapun yang mendengarnya akan terasa sekali melayunya dari alat musik ini. Jika Anda penasaran atau ingin mendengarkan lagu-lagu alunan musik dambus ini, Anda bisa mendownloadnya di halaman download.

Jika Anda tertarik dan penasaran dengan alat musik dambus ini, Anda bisa membelinya langsung ke pengrajin dambus. Namun sekarang saya rasa ada juga yang menjualnya secara online. Harga 1 set + sound sistemnya berkisar antara Rp. 150.000,- Hingga Rp. 1.000.000,- tergantung besar dan kualitasnya.

Semoga saja budaya melayu dan alat musik dambus ini tidak cepat punah dan terus berkembang mengingat anak muda jaman sekarang sudah sangat jarang sekali memainkan alat musik ini. Mereka lebih tertarik dengan musik-musik modern seperti sekarang ini. Sangat disayangkan sekali lantunan khas melayu Bangka Belitung yang satu ini harus hilang terkikis oleh jaman serta teknologi.






Pelepah Pinang Mirip Manusia

Di Buton, Sulawesi Tenggara, warga digegerkan keberadaan pelepah pinang yang mirip wajah manusia.

Pria yang Mengganti Alat Kelamin dengan Jari Tengahnya

Namanya Gaioz Jakeli. Pria berusia 50 tahun asal Georgia ini mengganti Penisnya dengan jari tengahnya.
Jakeli dikenal sangat penyayang oleh keluarganya, saking penyayang ia menyembunyikannya.

 Wanita Dengan Lidah Terpanjang

Wanita denngan lidah terpanjang berikut inilah Wanita dengan lidah terpanjang - Wanita asal Denmark ini memliki lidah yang sangat panjang dan diatas rata-rata lidah perempuan pada umumnya.
 umumnya.

CARA MENJALANI HIDUP

"Jangan kamu jalani hidup ini dengan hati terpaksa, jalanilah dengan seluruh perasaan hatimu, jalanilah hidupmu ini dengan keikhlasan dan kerelaan hatimu, jangan cintai kantormu, tetapi cintailah pekerjaanmu"

Dari yang saya dengar, sudah ada beberapa orang yang bilang begitu, jika mengerjakan sesuatu, kerjakanlah dengan hati yang riang, buka karena terpaksa, kalau pekerjaan dilakukan dengan terpaksa, hasilnya hanya akan setengah2, dan tidak maksimal, sehingga kita tidak merasakan puas dihati.

Sebenarnya, bukan hanya pekerjaan saja yang harus dikerjakan dengan seluruh hati, tetapi dalam menjalani hidup juga harus dilakukan dengan seluruh hati dan jiwa kita, hemmm... Coba bayangkan kalau dijalankan setengah2, pasti hati ini gak akan merasa puas, pasti masih mencari2 kenyamanan...

Lakukanlah apa yang membuat hati kita nyaman, tenang,dan damai, terkadang, kita terlalu berambisi untuk meraih sesuatu hal yang gak mungkin, atau mustahil, yang akhirnya bisa mengecewakan, bisa membanggakan...

Bukan hasil yang bagus bila ambisi kita tercapai tapi kita masih merasa kosong dan hampa di hati, biarpun gagal mencapai ambisi kita, tetapi itu membuat hati kita merasa nyaman, tenang, gak hampa, itu lebih bagus dibandingkan sebaliknya..

Sebenarnya, apa sih yang orang cari dalam hidup ini..?
harta..? materi..? atau ketenangan jiwa..?

Apakah yang akan dipilih,
hidup sederhana dan hati tenang,
atau
hidup bergelimang harta tapi merasa jiwa kosong..!!
atau hidup bergelimang harta tapi hati tenang..! (klo yang ini aku juga mau, tapi pasti berat banget bebannya, kewajibannya, dll deh pokoknya ;)

Hemmm...
Aku pernah memilih, yang menurut aku itu adalah pilihan terberat dalam hidup aku, karena itu berpengaruh bukan hanya hidup aku saja, tapi hidup orang2 disekeliling aku..
pilihan aku :

1)      Harus menunggu orang yang kita cintai mengejar keinginanya, dengan konsekuensi, keluarga bertahan lebih lama agar ada kepala rumah tangga lagi dirumah.
2)      Memilih orang lain, dengan arti meninggalkan orang yang dia cintai demi keluarga, agar ada kepala rumah tangga lagi, ada tiang didalam rumah.

ugh.. pilihan yang pusing, smpai uring2 beberapa minggu, pilih orang yang kita cintai (mister x), atau keluarga..? Kalau pilih orang yang dicintai, ngerasa bersalah bgt sama keluarga, jadi ngerasa egois..
Kalau pilih keluarga, hati berat bgt ngelepasin mahluk satu itu... Tapi pada akhirnya, aku memilih keluarga aku, dengan konsekuensi, kehilangan orang yang aku cintai.. Ugh, banyak banget yang kecewa sama aku (terutama teman2nya dia) gara2 aku pilih keputusan ini, tapi aku harus gimana lagi..? Klo bisa dibelah jadi dua, mendingan di belah aja dech...

Kenapa aku gak nunggu dia untuk lebih lama..? Karena, Ibu aku gak bisa nunggu selama yang aku pengen, lagipula, aku itu juga gak bisa ngasih kepastian aku nunggu dia berubah sampai kapan..?

Well, intinya, aku pilih yang nenangin hati aku, yang nyamanin hati aku, yang aku gak ngerasa bersalah sama orang tua, berusaha gak jadi anak durhaka... ^_^

So... Just Do What Your Deep Heart Say That'S Right...

Cara Menjadi Pengusaha Sukses

Menjalankan usaha adalah hal yang menantang, kreatif, dan fleksibel bagi masa depan seseorang serta menjadi bos bagi diri sendiri. Disamping mendapatkan penghasilan, juga menciptakan cara hidup baru dalam kehidupan. Menjadi pengusaha memerlukan tinjauan kedepan, kegigihan, dan keberanian. Anda akan keluar dari zona nyaman yang memberikan anda gaji dan melangkah kedalam teritori dunia usaha yang belum pasti.

Kewirausahaan memerlukan karakter yang berbeda. Apakah anda memiliki karakter tersebut?
Bagaimana anda tahu mana yang lebih baik, menjadi karyawan dengan gaji bulanan atau pengusaha sukses? Meskipun tidak ada rumusan yang menjamin keberhasilan usaha, menurut beberapa studi terdapat beberapa karakter tertentu yang dimiliki pengusaha.

1. Memiliki Kepercayaan Diri:

Untuk menjadi pengusaha sukses, anda perlu memiliki keyakinan diri yang luar biasa. Apakah anda bersedia mengatasi semua hambatan dan mencapai tujuan anda?
Jika anda memiliki keyakinan anda bisa melakukannya, maka akan memberikan semua keyakinan yang diperlukan. Dapatkah anda menghitung keyakinan diri anda sendiri?. Tentu saja anda dapat melakukannya, dengan mencoba mendorong diri anda untuk melakukan sedikit lebih banyak dari yang biasa dilakukan setiap harinya. Dan tidak lama, anda akan menemukan diri anda menyelesaikan hal-hal yang mungkin sebelumnya dianggap tidak mungkin.

2. Memiliki Keyakinan Pada Masa Depan Usaha Anda:

Tanyakan pada diri anda, apakah anda benar-benar yakin dengan usaha yang anda lakukan. Jika anda tidak terlalu yakin, anda perlu terus mencarinya hingga anda dapat menentukan satu hal dimana anda bersedia berkomitmen. Agar berhasil di bisnis, anda harus fokus selama 24 jam sehari. Anda akan terus membangun, memperbaiki, dan investasi. Hal ini memerlukan komitmen diri yang luar biasa.

3. Fokus Pada Kekuatan Anda:

Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan. Untuk menjadi pengusaha yang efektif, anda perlu menentukan kekuatan anda dan fokus. Anda akan lebih berhasil dengan mampu mengkanalkan upaya anda ke dalam area terbaik anda. Misalnya, jika marketing adalah keahlian anda, maka anda perlu mempertajam keahlian tersebut dan menggunakan sepenuhnya dalam bisnis. Serta minta bantuan di bidang yang menjadi kelemahan anda, seperti mencari akuntan. Anda bahkan dapat mengubah kelemahan menjadi kekuatan dengan berlatih atau mempelajari area tersebut.

4. Memiliki Keterampilan Mengenali Peluang:

Jika bisnis anda hancur ke esokan harinya, bagaimana anda menyikapinya? Mungkin menganggap sebagai kerugian yang besar, atau sebagai peluang untuk membuat awal baru - untuk meningkatkan, tumbuh, membangun kembali?

Pengusaha yang berhasil melihat segala sesuatunya sebagai sumber peluang. Mereka memiliki sifat ingin tahu dan bertanya segala hal. Tidak memandang apa yang ada dihadapannya, mereka selalu bertanya-tanya jika ada cara melakukan hal dengan lebih baik. Dan jika mereka berpikir bahwa memang ada jalan yang lebih baik, mereka akan menemukan solusi dengan sendirinya atau mendapatkan bantuan dari ahli. Juga, peluang dapat ditemukan dengan banyak cara dan tempat, dan dengan bantuan internet, banyak peluang yang mengetuk layar komputer anda. Jika anda pengusaha sejati, anda akan melihat peluang dimanapun.

5. Menjadi Pengambil Keputusan:

Jika anda memerlukan beberapa informasi, mampukah anda mendapatkannya dengan cepat, tanpa membuang waktu orang lain atau waktu anda?.Letakkan secara terpisah, jika anda harus membuat keputusan, mampukah anda mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cukup cepat dan kemudian membuat keputusan? Atau akankah anda menunda-nunda, sampai pada kenyataan anda belum membuat keputusan? Menjadi seorang pengusaha melibatkan banyak membuat keputusan. Ingatlah bahwa masing-masing keputusan yang anda buat, tanpa memperdulikan seberapa penting pada saat munculnya, akan mempengaruhi bisnis anda. Kebanyakan pengusaha sukses memiliki insting yang akurat, yang mereka gunakan pada saat mereka merasa ragu.

6. Menjadi Seorang Pemimpin:

Anda tidak mungkin melakukan segala sesuatunya sendiri. Ada saatnya anda memerlukan pegawai, menemui investor, mengajukan pinjaman - sehingga, anda berperan sebagai seorang pemimpin. Jika anda tidak memiliki kemampuan memimpin, anda tidak akan mampu mendapatkan pengikut. Sebagai pemimpin perusahaan, orang yang anda pekerjakan akan melihat anda sebagai panutan dan dukungan. Kemampuan memperikan dukungan dan panduan yang benar adalah dasar keberhasilan anda sebagai pengusaha di lingkup yang besar.

Berpikir berhasil.... Memiliki hasrat... Merencanakan dengan baik.... Bekerja keras... Mau belajar... Tekun dan memiliki keyakinan... Memimpin dengan memberikan contoh adalah karakter menjadi seorang pengusaha sukses.

Live

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

Translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch